Dulu, membuat aplikasi besar seperti Facebook atau Twitter hanya bisa dilakukan oleh kalangan terbatas para software engineer yang terbiasa berbicara dalam function, method, dan baris kode penuh istilah teknis.
Kemunculan no-code menjadi titik awal perubahan. Untuk pertama kalinya, siapa pun bisa membangun aplikasi tanpa harus memahami detail teknis pemrograman. Namun, perkembangan tidak berhenti di sana. Kini hadir tren baru yang disebut vibe coding tools.
Vibe coding adalah pendekatan pemrograman di mana AI menghasilkan kode berdasarkan instruksi bahasa alami. Dengan cara ini, developer bisa lebih fokus pada esensi atau tujuan yang ingin dicapai, tanpa terbebani proses penulisan kode manual.
Lalu, tools apa saja yang bisa mendukung pengalaman vibe coding ini?
Berikut adalah beberapa rekomendasi yang layak dicoba untuk membantu Anda membangun aplikasi dengan lebih cepat, intuitif, dan menyenangkan.
Baca Juga: Vibe Coding: Definisi, & Cara Memulainya
Bagaimana Menentukan Vibe Coding Tool yang Benar-Benar Worth It?
Sebelum menyusun daftar rekomendasi, saya mencoba mundur sejenak dan bertanya: sebenarnya apa sih yang membuat sebuah vibe coding tool bisa disebut “terbaik”?
Awalnya, kategori ini masih samar-samar.
Yang ada dulu disebut AI app builders platform yang membantu membangun aplikasi dengan fitur dasar: bikin data schema, menyusun user interface, sampai menuliskan fungsi sederhana untuk menampilkan data.
Dari situ lahir gelombang pertama vibe coding tools: aplikasi yang bisa menghasilkan kode dari sebuah prompt lalu langsung merender hasilnya di layar.
Menarik, tapi hasilnya sering kali masih sederhana, lebih mirip prototipe ketimbang aplikasi siap pakai. Perubahan besar mulai terjadi ketika kemampuan model AI berkembang pesat.
Hadirnya reasoning models membuat hasil generasi jadi jauh lebih cerdas, sementara AI agents dan orchestration tools membuka jalan untuk mengelola tugas yang lebih kompleks mulai dari eksekusi aksi hingga memperbarui knowledge base secara otomatis.
Dari pengalaman mencoba berbagai platform, saya melihat pola yang sama: vibe coding tool terbaik adalah yang bisa…
- Mengubah prompt menjadi first draft aplikasi lengkap dengan antarmuka dan fungsi dasar.
- Memberi fleksibilitas untuk mengedit dan mengembangkan aplikasi lewat prompt, bukan sekadar manual coding.
- Menyediakan opsi publikasi cepat ke web, tanpa konfigurasi yang bertele-tele.
Rekomendasi Vibe Coding Tools Terbaik
1. Lovable — Terbaik untuk Kemudahan Penggunaan

Kelebihan:
- Bisa menghasilkan desain yang cukup rapi tanpa instruksi detail di prompt.
- Cocok untuk pemula yang baru pertama kali coba vibe coding.
Kekurangan:
- Konsumsi credit lumayan tinggi.
Lovable jadi pilihan pertama karena keseimbangannya.
Mulai dari desain awal, alur pembangunan aplikasi, hingga stabilitasnya, semua terasa lebih mulus dibanding platform lain.
Saat Anda memasukkan prompt pertama, Lovable akan memberikan gambaran implementasi sebelum menuliskan kodenya.
Setiap langkah dijelaskan, sehingga tetap ada rasa kontrol meski Anda tidak menulis kode manual.
Bahkan jika Anda tidak punya latar belakang programming, Lovable membantu memisahkan antara frontend (tampilan dan interaksi pengguna) serta backend (server, database, autentikasi).
Untuk sisi backend, Lovable sudah terintegrasi dengan Supabase dan juga mendukung sync dengan GitHub.
Kombinasi ini memudahkan Anda untuk meng-export kode lalu melanjutkan kustomisasi di platform lain seperti Cursor.
Harga: Gratis (30 credits per bulan, maksimal 5/hari). Paket berbayar mulai $25/bulan dengan 100 credits.
2. Bolt — Terbaik untuk Fleksibilitas

Kelebihan:
- Integrasi dengan Stripe (pembayaran) dan Figma (desain).
- Free tier cukup besar.
Kekurangan:
- Lebih sering mengalami kendala di tahap awal pembangunan aplikasi.
Bolt bisa dibilang “saudara” dari Lovable, dengan pengalaman pengguna yang mirip. Bedanya, Bolt lebih fleksibel karena integrasi yang lebih luas.
Misalnya, kalau Anda sudah punya desain di Figma, Bolt bisa langsung mulai dari sana. Selain Supabase dan GitHub, integrasi Stripe juga membantu mencegah AI hallucination saat membuat alur pembayaran.
Satu hal yang menarik, Bolt terasa sedikit lebih teknis.
Ia menunjukkan dependensi yang dipasang, struktur file satu per satu, hingga otomatis mendeteksi dan menawarkan debugging ketika ada error.
Bahkan ada fitur lock file agar AI tidak mengubah bagian kode yang sudah berjalan dengan baik.
Harga: Gratis dengan 1 juta tokens per bulan (150 ribu/hari). Paket berbayar mulai $20/bulan dengan 10 juta tokens.
3. Cursor — Terbaik untuk Debugging

Kelebihan:
- Sangat berguna untuk menyempurnakan aplikasi hasil vibe coding.
- AI agent memberi saran yang detail dan terstruktur.
Kekurangan:
- Jauh lebih teknis, lebih sulit dipakai dibanding Lovable atau Bolt.
Kalau Lovable dan Bolt membantu Anda melupakan kode, Cursor justru mengingatkan bahwa kode itu ada. Cursor adalah IDE bertenaga AI, dirancang khusus untuk developer. Workflow umumnya: mulai aplikasi di Lovable/Bolt → sync ke GitHub → buka di Cursor → kustomisasi lebih lanjut.
Saat dicoba, Cursor bisa langsung membaca seluruh kode, memberi saran perbaikan performa, UX, keamanan, bahkan kualitas kode.
Misalnya, ketika diminta menambahkan fitur price filter, AI agent langsung memetakan file yang harus diubah, menuliskan kode baru, dan menampilkan perubahan yang dilakukan.
Kelemahannya, tidak ada live preview. Anda harus menjalankan server lokal sendiri. Tapi justru di sini letak keunggulannya: setiap error jadi kesempatan belajar dengan bimbingan AI.
Harga: Gratis dengan masa trial 2 minggu, 200 completions, dan 50 requests/bulan. Paket berbayar mulai $20/bulan dengan akses penuh.
4. v0 by Vercel — Terbaik untuk Transparansi Proses

Kelebihan:
- Menyediakan breakdown detail setiap fitur dan kode yang ditulis.
- Bisa langsung deploy ke infrastruktur Vercel yang sudah terpercaya.
Kekurangan:
- Batasan credit gratis cukup ketat.
Berbeda dengan Lovable atau Bolt yang berusaha menyembunyikan kode, v0 justru menampilkan proses di balik layar dengan jelas.
Saat Anda memberi prompt, v0 akan menuliskan daftar halaman, fitur per halaman, serta teknologi yang digunakan.
Bahkan ketika membuat database, v0 menampilkan SQL script-nya, sehingga Anda tahu persis apa yang sedang dibangun.
Hasil awal biasanya sudah mencakup fitur penting seperti pencarian dan filter. Kekurangannya hanya ada di kuota gratis yang terasa cepat habis.
Namun, jika butuh transparansi penuh dan ingin belajar sambil membangun, v0 sangat adiktif dan menyenangkan dipakai.
Harga: Gratis senilai $5 credits. Paket berbayar mulai $20/bulan.
5. Tempo Labs — Terbaik untuk Perbaikan Error Gratis

Kelebihan:
- Tidak menghitung credit saat memperbaiki error.
- Menyediakan design system otomatis.
- Integrasi dengan Supabase, Figma, dan VS Code.
Kekurangan:
- Hanya mendukung teknologi tertentu (React, Vite, Tailwind).
Kalau Lovable dan Bolt fokus pada pembuatan, Tempo Labs lebih unggul di user experience dan perbaikan error.
Uniknya, alih-alih langsung masuk ke kode, Tempo Labs menampilkan semacam papan ala Figma dengan seluruh layar aplikasi dan alur navigasinya.
Ini membantu memastikan aplikasi bukan hanya teknis, tapi juga enak dipakai pengguna.
Ada tiga tab utama:
- PRD: Product Requirement Document berisi fitur inti, user flow, dan konteks visual.
- Design: editor visual untuk tiap komponen antarmuka.
- Code: semua kode dan terminal untuk menjalankan perintah.
Bonus menarik: mereka juga menawarkan tim developer internal yang bisa mengeksekusi 1–3 fitur per minggu dengan biaya $4.000/bulan.
Harga: Gratis 30 prompts/bulan (maks 5/hari, error fixing tidak dihitung). Paket berbayar mulai $30/bulan.
6. Replit — Terbaik untuk Perencanaan Sebelum Membangun

Kelebihan:
- IDE berbasis web dengan dukungan banyak stack (React+Node.js, Streamlit+Python, dll).
- Kontrol database paling lengkap dibanding kompetitor.
- Opsi deployment sangat bervariasi.
Kekurangan:
- Kadang AI mengatakan sudah memperbaiki bug, padahal belum.
Replit sudah lama dikenal sebagai IDE berbasis web, dan kini hadir dengan AI Agent.
Bedanya dengan tool lain, Replit memulai proses dengan serangkaian pertanyaan untuk memahami jenis aplikasi yang Anda buat, sehingga strategi pembangunan lebih tepat.
Saat membangun, Anda akan menemukan fitur-fitur ekstra: mulai dari auth, integrasi eksternal, hingga security scanner.
Meski AI kadang miss saat mengklaim sudah memperbaiki bug, keunggulan Replit ada pada fleksibilitas dan kedalaman kontrol yang jarang dimiliki platform lain.
Harga: Gratis dengan 10 checkpoints dan fitur AI dasar. Paket berbayar mulai $25/bulan.
7. Base44 — Terbaik untuk Kontrol Keamanan Sederhana

Kelebihan:
- Menyediakan pengaturan keamanan dasar yang mudah.
- Mendukung analitik sederhana untuk memantau trafik.
- Menyediakan kontrol database yang simpel.
Kekurangan:
- Fitur tidak selengkap kompetitor.
Base44 menarik karena langsung menghasilkan eCommerce store yang berfungsi dari prompt zero: halaman dengan pencarian, filter, keranjang interaktif, semua jalan tanpa perlu banyak perbaikan.
Uniknya, Base44 punya workspace dengan pengaturan keamanan sederhana.
Anda bisa menentukan apakah aplikasi privat/publik, mengatur daftar pengguna, hingga membuat custom rules untuk setiap tipe data.
Walau tidak sekuat platform enterprise, fitur ini cukup penting untuk mencegah kebocoran data dasar.
Harga: Gratis dengan 25 credits/bulan (maks 6/hari). Paket berbayar mulai $20/bulan.
8. Memex — Terbaik untuk Eksperimen Tanpa Batas
Kelebihan:
- Mendukung berbagai jenis aplikasi (web, API, ML, bahkan game 3D).
- Bisa mengatur jumlah reasoning steps AI.
- Memberi kontrol penuh atas lingkungan development.
Kekurangan:
- Berjalan di mesin lokal, sehingga lebih ribet bagi pemula.
- Kadang reasoning berjalan tanpa henti.
Memex adalah tool yang paling “liar” di daftar ini. Tidak terbatas hanya pada web atau mobile app, Memex bisa dipakai untuk API, proyek machine learning, hingga game 2D/3D.
Aplikasi berjalan di mesin lokal, lengkap dengan instalasi dependencies dan setup environment otomatis.
Kelemahannya, prosesnya bisa bikin pemula pusing: jendela PowerShell muncul-muncul sendiri, antivirus bisa ikut protes, dan interaksi dengan sistem operasi bisa agak rumit.
Tapi justru karena itu Memex terasa seperti playground tanpa batas tempat di mana ide paling aneh sekalipun bisa dicoba.
Harga: Gratis 250 credits/bulan. Paket berbayar mulai $10/bulan untuk 1.000 credits.
Nah, itulah 7 vibe coding tools yang menurut saya paling layak dicoba saat ini.
Mulai dari yang ramah pemula seperti Lovable, fleksibel seperti Bolt, sampai yang ekstrem untuk eksperimen tanpa batas seperti Memex semua punya keunggulannya masing-masing.
Kalau Anda baru ingin mulai, pilih saja salah satu sesuai kebutuhan. Yang penting bukan sekadar cepat membangun aplikasi, tapi juga bagaimana prosesnya terasa ringan, seru, dan sesuai vibes Anda sendiri.

